Dalam Al
Qur’an, setan adalah sebutan umum bagi makhluk-makhluk yang tak kenal lelah
bekerja siang dan malam, untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah, memperdayai
manusia dengan janji kosong agar manusia menjalani hidup abadi di neraka, dan
akan terus berusaha sampai Hari Akhir. Leluhur dan setan yang terbesar dari
semua setan adalah Iblis, yang memberontak kepada Allah ketika Adam diciptakan.
Allah menciptakan Adam dan menghendaki para malaikat bersujud di depannya.
Sementara para malaikat mematuhi perintah Allah, sesosok makhluk bernama Iblis
tidak bersujud dan menyatakan bahwa dia lebih baik daripada Adam. Karena
pembangkangan yang sombong ini, dia diusir dari hadapan Allah. Dalam Al Qur’an,
Allah berfirman tentang pembangkangan setan terhadap-Nya, dan pengusiran setan
dari hadapan-Nya:
Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu
kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, "Bersujudlah
kamu kepada Adam." Maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk
mereka yang bersujud. Allah berfirman, "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis, "Saya lebih baik
daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari
tanah." Allah berfirman, "Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu tidak
sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu
termasuk orang-orang yang hina." (QS. Al-A’raaf, 7: 11-13)
Sebelum
menyingkir dari hadapan Allah, dia meminta kepada Allah agar diberi tenggang
waktu untuk menyesatkan manusia, yang dianggapnya sebagai penyebab
pengusirannya. Allah memberikan kepadanya tangguh hingga Hari
Kiamat.
Iblis menjawab, "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka
dibangkitkan." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi
tangguh." (QS. Al-A’raaf, 7: 14-15)
Maka, campur tangan Iblis terhadap
umat manusia pun dimulai. Allah memerintahkan bahwa Iblis beserta mereka yang
mengikutinya akan masuk neraka. Allah mewahyukan hal ini dalam Al
Qur’an:
Iblis menjawab, "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat,
saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus."
“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (taat).” Allah berfirman, "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang
terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu,
benar-benar aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya." (QS.
Al-A’raaf, 7: 16-18)
Jadi, Iblis, setelah diusir dari hadapan Allah,
memulai segala kegiatannya yang akan terus berlangsung sampai Hari Akhir. Dia
telah merasuki kehidupan manusia untuk memperdayai mereka dan menyesatkan
mereka. Dia telah diam-diam memasukkan rasa was-was ke dalam hati mereka. Dia
telah menipu banyak orang, dan ada pula manusia yang telah sepenuhnya ditariknya
menjadi golongannya. Dengan mengetahui bahwa setan adalah musuh yang dapat
mendekati manusia dengan begitu lihainya, kita harus waspada
terhadapnya.
Langkah pertama untuk waspada adalah mengenali siapa setan.
Bila kita memperhatikan setan untuk mengenalinya, kita pahami bahwa dia memiliki
cara berpikir yang amat aneh dan rahasia. Pada dasar cara berpikirnya, yang
mulanya tampak pada Iblis lalu disebarkan kepada para pengikutnya, terdapat
kesombongan dan keangkuhan. Di satu sisi, Iblis menerima keberadaan Allah dan
kekuasaan-Nya yang abadi, di sisi lain, dia membangkang terhadap-Nya. Keadaan
ini sangat bertentangan. Bahkan setelah Iblis menyeru manusia agar mengingkari
Allah, dia berkata bahwa dia takut kepada Allah dan meninggalkan orang-orang
itu. Allah menjelaskan hal ini dalam Al Qur’an:
(Bujukan orang-orang
munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia,
"Kafirlah kamu," maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, "Sesungguhnya
aku melepaskan diriku dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah,
Tuhan semesta alam." (QS. Al Hasyr, 59: 16)
Setiap orang yang menolak
firman Allah dalam Al Qur’an dan membuat penilaian sendiri tentang hal-hal yang
telah ditentukan Allah mengenai perintah ilahi sebagai hal tak bermakna, adalah
sama keadaannya. Seperti Iblis, orang-orang ini tahu bahwa Tuhan memang ada,
namun karena kesombongan dan keangkuhan mereka, mereka menjatuhkan diri hingga
derajat setan. Yang aneh adalah kedudukan orang yang mengikuti setan, yang
mencoba dengan keangkuhan dan kedengkian mereka yang tak berkesudahan untuk
menarik manusia ke jalan yang menuju laknat.
Sepanjang sejarah,
orang-orang pembangkang, yang ingkar kepada Allah serta kehidupan setelah mati
adalah selalu orang yang telah disesatkan setan. Mereka mengakui setan, bukan
Allah, dan sudah menjadikan kesombongan, keangkuhan, dan kejahatan setan sebagai
teladan bagi diri mereka. Jadi, Setanisme adalah jalan yang dipilih oleh orang
yang telah disesatkan setan dan kini telah menjadi murid atau pengikutnya.
Keadaan orang-orang ini adalah sebagaimana dilukiskan dalam Al
Qur’an:
Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa
mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
golongan setan itulah golongan yang merugi. (QS. Al Mujaadilah, 58:
19)
Selanjutnya akan kita tinjau sejarah Setanisme … sejarah jalan gelap
orang-orang yang meniti jalan menuju neraka
GEREJA SETAN dan BAPHOMET
Setanisme secara singkat dapat diartikan sebagai penyembahan setan dan menjadikannya sebagai tuhan. Selain menolak Allah, semua agama dan nilai keagamaan, gerakan jahat ini memiliki ajaran melaksanakan hal-hal yang oleh agama dianggap berdosa. Setanisme juga menerima setan, lambang kejahatan, sebagai pemimpin dan pembimbing.
GEREJA SETAN dan BAPHOMET
Setanisme secara singkat dapat diartikan sebagai penyembahan setan dan menjadikannya sebagai tuhan. Selain menolak Allah, semua agama dan nilai keagamaan, gerakan jahat ini memiliki ajaran melaksanakan hal-hal yang oleh agama dianggap berdosa. Setanisme juga menerima setan, lambang kejahatan, sebagai pemimpin dan pembimbing.
Sejarah Gelap
Setanisme
Kaum Setanis,
yakni para pengikut ajaran setanisme, sudah ada dan melaksanakan kegiatan keji
mereka di setiap tahap sejarah dan dalam setiap peradaban, dari Mesir kuno
sampai Yunani kuno, serta sejak Abad Pertengahan sampai hari ini. Di antara abad
ke-14 dan ke-16, para tukang sihir dan orang yang menolak agama sama-sama memuja
setan. Setelah tahun 1880-an, di Prancis, Inggris, Jerman, dan sekaligus di
berbagai negara lain di Eropa dan Amerika, Setanisme diatur dalam perkumpulan
dan tersebar di kalangan orang yang mencari keyakinan dan agama
lain.
Penyembahan setan terus berlanjut sejak abad ke-19, mula-mula
sebagai Setanisme tradisional, lalu dalam aliran sesat yang lebih kecil yang
merupakan pecahannya. Upacara kejam yang dilakukan oleh tilamg sihir dan
orang-orang tak bertuhan, pengorbanan anak dan orang dewasa kepada setan,
perayaan Misa Hitam dan upacara Setanisme tradisional lainnya telah diwariskan
diam-diam secara turun temurun.
Lambang Setanisme tradisional yang
terpenting adalah dewa Romawi kuno Baphomet. Pada waktu itu, Baphomet menjadi
lambang bagi orang yang memuja setan. Para ahli sejarah yang menelusuri
asal-usul sosok berkepala kambing ini telah menemukan beberapa petunjuk penting
tentang kegiatan Setanis. Lambang Setanis terpenting kedua adalah pentagram,
yaitu bintang bersegi lima di dalam lingkaran. Yang menarik, ada dua perkumpulan
rahasia lainnya di samping para Setanis yang menggunakan Baphomet dan pentagram
sebagai lambang. Yang pertama adalah perkumpulan Kesatria Biara Yerusalem
(Knight Templars), yaitu perkumpulan yang dituduh oleh Gereja Katolik sebagai
penyembah setan, dan dibubarkan pada tahun 1311. Perkumpulan lainnya adalah
perkumpulan Mason yang telah bertahun-tahun lamanya menimbulkan rasa penasaran
karena kerahasiaan dan upacaranya yang aneh.
Banyak ahli sejarah, yang
telah menyelidiki masalah itu, percaya bahwa terdapat hubungan antara Kesatria
Biara Yerusalem dengan perkumpulan Mason. Menurut mereka, kedua kelompok itu
saling melanjutkan satu sama lain. Sesudah Kesatria Biara Yerusalem dilarang
oleh Gereja, perkumpulan itu melanjutkan keberadaannya secara rahasia dan
akhirnya berubah menjadi paham Mason. Yang pasti tentang Freemasonry adalah,
perkumpulan ini bersifat amat rahasia, punya susunan organisasi, dengan anggota
di seluruh pelosok dunia. Uraian yang diberikan para ahli seperti Leo Taxil,
yang pernah menjadi seorang Mason, namun telah keluar dari perkumpulan itu,
mengatakan bahwa para Mason amat menghormati Baphomet dan melangsungkan upacara
yang menyerupai tata-cara penyembahan setan. Kenyataan lain yang menimbulkan
kecurigaan adalah bahwa banyak pengikut Setanisme yang kemudian menjadi anggota
organisasi Masonis.
Kini, Setanisme telah meninggalkan upacara dan
markasnya yang rahasia itu, untuk keluar ke jalan-jalan. Para Setanis bergiat di
setiap negara untuk menyebarkan ajarannya dengan gigih dalam buku-buku, terbitan
berkala, dan terutama di Internet dalam usaha mereka menarik anggota. Tak peduli
di negara mana pun mereka berada, para Setanis menampilkan citra yang sama. Cara
berpakaian, tata cara penyembahan, kesamaan surat yang mereka tinggalkan sebelum
melakukan bunuh diri dan ciri lainnya menunjukkan bahwa Setanisme bukanlah
gerakan biasa yang dipenuhi para penganggur, melainkan sebuah organisasi yang
sengaja bersandar pada landasan pemikiran.
Gereja
Setan
Meskipun keberadaan para
penyembah Setan telah diketahui selama bertahun-tahun, tak seorang pun muncul
dan mengakui secara terbuka bahwa mereka adalah penganut Setanisme. Setanisme
pertama kali menjadi gerakan yang terbuka dan teratur di tahun 1960-an di
Amerika Serikat. Tanggal 30 April 1966, Gereja Setan dibentuk di California.
Pendiri gereja aneh ini adalah seorang penganut Setanisme yang bernama Anton
Szandor LaVey yang menyatakan dirinya sebagai pendeta tinggi. Dikenal sebagai
Paus Hitam, LaVey menulis buku-buku tempat dia merumuskan pandangan-pandangannya
mengenai Gereja Setan. Judul buku-buku itu menakutkan: “Kitab Suci Setan,
Upacara Setanis, Penyihir Setanis, Buku Catatan Setan dan Setan Berbicara”.
LaVey meninggal di tahun 1997. Diperkirakan bahwa Gereja Setan memiliki sekitar
10 ribu anggota di Amerika Utara, dan meskipun banyak menerima tuntutan hukum,
kegiatan dan upacaranya terus berjalan.
Setanisme dan
Materialisme
Suatu ciri
kaum Setanis masa kini adalah, mereka semua ateis (tidak mengakui Tuhan). Mereka
juga sekaligus kaum materialis, artinya, mereka hanya percaya kepada keberadaan
benda belaka. Mereka mengingkari adanya Tuhan dan semua makhluk gaib. Oleh
karena itu, kaum Setanis tidak percaya kepada setan sebagai makhluk yang nyata.
Meskipun disebut sebagai penyembah setan, mereka tidak mengakui adanya setan.
Bagi kaum Setanis, setan hanyalah lambang yang menyatakan permusuhan mereka
terhadap agama dan kekerasan hati mereka. Dalam sebuah tulisan yang berjudul
“Pengantar Setanisme” yang diterbitkan Gereja Setan, dinyatakan bahwa para
Setanis sebenarnya adalah ateis:
Setanisme adalah sebuah agama yang tak
mengenal Tuhan, mirip seperti ajaran Budha. Tidak ada yang perlu ditakuti selain
akibat tindakan kita. Kaum Setanis tidak percaya adanya Allah, malaikat, surga
atau neraka, iblis, setan, ruh jahat, ruh baik, peri, atau makhluk gaib yang
jahat. …Setanisme bersifat ateis …Otodeis: kami menyembah diri kami sendiri.
…Setanisme adalah materialis … Setanisme adalah lawan agama. (Vexen Crabtree, “A
Description of Satanisme”)
Singkatnya, ini adalah hasil filsafat
kebendaan dan tak mengenal Tuhan yang telah tersebar sejak abad ke-19. Seperti
filsafat ini, Setanisme menyandarkan diri pada teori yang dianggap ilmiah: Teori
Evolusi Darwin. (harunyahya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar